Jumat, 29 Januari 2010

Kerusakan Lingkungan Kalsel Memprihatinkan

Headlines | Fri, Nov 27, 2009 at 19:59 | Banjarmasin, matanews.com INDONESIA ENVIRONMENT Gusti Muhammad Hatta/ist.file Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan, kerusakan lingkungan di Kalimantan Selatan semakin memprihatinkan sehingga dikhawatirkan banjir besar akan mengancam daerah seribu sungai ini. “Dalam 15 tahun terakhir permasalahan lingkungan di Kalsel sangat memprihatinkan, akibat kerusakan hutan, pencemaran air dan pencemaran udara yang semakin tidak terkendali,” katanya. Menurut Hatta dalam kunjungan kerja ke Banjarmasin, Jumat, tingkat laju kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan, perambahan dan akibat kebakaran hutan pada periode 2003-2007 mencapai 1,174 juta hektare per tahun. Kerusakan tersebut, kata dia, mengakibatkan menurunnya kemampuan tangkapan air di daerah aliran sungai sehingga banjir dan longsor semakin sering terjadi. Ia mengatakan, selama 2007 di Kalsel telah terjadi banjir sebanyak 32 kali, pada 2008 dan 2009 jumlah tersebut diperkirakan semakin banyak akibat pendangkalan sungai dan aktivitas penebangan dan alih fungsi lahan yang belum bisa diatasi. Kondisi tersebut, kata dia, diperparah dengan menurunnya fungsi dan daya guna sungai akibat aktivitas domestik, industri dan usaha skala kecil sehingga air sungai berbahaya untuk dikonsumsi. “Di Banjarmasin banyak bengkel kelotok yang beraktivitas di pinggiran sungai, bila limbahnya dibuang begitu saja ke sungai, akan membuat air sungai mengandung zat beracun merkuri yang sangat membahayakan bagi tubuh,” katanya. Mengatasi kondisi tersebut, kata dia, di Kalsel telah dilakukan berbagai program yaitu program Adipura, program kali bersih, proper atau penilaian pengelolaan lingkungan perusahaan dan program langit biru. Selain itu, tambah Hatta, juga telah dibangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) industri batik sasirangan skala kecil serta pembangunan TPS-3R sampah serta pembangunan IPAL domestik komunal. Sedangkan untuk program rehabilitasi hutan, kata dia, pihaknya telah bekerja sama dengan Departemen Kehutanan untuk melakukan penanaman pohon diantaranya program penanaman pohon 10 ribu di lahan seluas tiga hektare. Dengan penanaman tersebut, Hatta berharap akan menjadi contoh bagi masyarakat luas untuk mengembangan program penanaman pohon minimal satu orang satu pohon. Kepala Biro Ekonomi Pemprov Kalsel Arbain mengatakan, rehabilitasi hutan di Kalsel selama ini banyak yang gagal, karena Departemen Kehutanan hanya mengejar luasan tanpa memikirkan pemeliharaan. “Banyak pohon yang selesai ditanam kemudian mati karena tidak dipelihari, seharusnya sistem ini harus diubah,” katanya. Seharusnya kata dia, pemerintah jangan hanya mengejar luasnya lahan yang ditanami tetapi juga pemeliharaan hingga pohon tersebut tumbuh subur, sehingga dana yang dikeluarkan untuk penanaman tidak sia-sia.(*an/z)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan dilihat, tapi silahkan berkomentar. Terimakasih, Salam Lestari..