Minggu, 03 Mei 2015

Catper Latdas Orpala Kadipa Atrus XI (Bagian Pertama)

Catatan Perjalanan Latdas Orpala Kadipa Atrus XI
Tahura Mandiangin
Disusun Oleh:
Ananda Perdana Anwar

Senin, 19 Januari 2015.
Siang itu, enam orang peserta calon anggota Latihan Dasar (Latdas) Orpala Kadipa Angkatan Penerus ke-XI yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 1 orang perempuan berkumpul di sekretariat ABC Track di Jl A Yani, Km 35, samping pusat perbelanjaan Giant Kota Banjarbaru. Enam orang peserta tersebut adalah Kamsani, Aspiyani, Dedy, Hayatun/Atun, Doaka, dan Aku, “Ananda”, (selanjutnya: kami, red). Yang mana, tentang karakter masing-masing dari mereka akan kuceritakan nanti.

Pukul 09.30 Wita, kami berangkat menggunakan kendaraan masing-masing menuju sekretariat Orpala Kadipa di Jl Demang Lehman Seberang Masjid Al-Karomah, Martapura, Kabupaten Banjar.

Karena sudah kuputuskan untuk diantarkan, maka perjalanan menuju sekre, aku menumpang dengan Aspi. Meski agak kecewa dengan motor klasiknya yang ia geber sekuat tenaga sehingga suaranya bak kakek tua renta perokok, mengidap penyakit batuk dalam menahun.

Tiba di sekre yang telah disebutkan tadi, bersantai sejenak, menurunkan ransel yang mengikat pundak, kami menunggu beberapa senior yang akan mendampingi pemberangkatan. Aku mendatangi Kamsani yang sudah lebih dulu ada di warung kopi seberang sekretariat. Segelas kopi, kurasa sudah cukup menahan beratnya kelopak mata karena waktu tidur yang sangat sedikit, tersebab pukul 05.00 Wita, “packing” ku baru rampung.

  Aku bersama Aspi dan Bang Dayat menyempatkan “ngopi” sembari ngobrol beberapa topik di warung seberang. Pembahasan seputar latar belakang masing-masing. Semisal tempat tinggal, asal daerah, pekerjaan, dan lain hal basa-basi seputar perkenalan lainnya. Obrolan seputar perkenalan klasik kukira cukup renyah sembari membunuh waktu.

Pukul 11.00 Wita, mobil pick up tiba di samping sekre. Beberapa senior mulai mengangkat, memasukan, dan merapikan sejumlah barang, perlengkapaan, logistik, untuk persediaan 4 hari 3 malam terhitung mulai hari ini. Tali temali, tongkat, termasuk ransel para senior dan peserta. Dan yang kukira paling berharga adalah, bendera Orpala Kadipa. Berkibar-kibar ditiup angin, layaknya bendera peperangan yang tak lekang ditembak peluru. Begitu memesona. Kami berangkat menuju lokasi Tahura Sultan Adam.

Setengah jam perjalanan, para peserta diturunkan di desa Tiwingan Lama. Persisnya di jalan setapak di antara rumah penduduk setempat. Ada proyek pembuatan jembatan yang sedang dikerjakan di sana. Di tempat inilah, semua peserta dibariskan setelah semua perlengkapan diturunkan dari mobil. Para senior berkumpul. Pembukaan dimulai dengan sambutan dari Bang Octi, termasuk dari Angkatan Pelopor (Atpor) di Orpala Kadipa. Lantas dilanjutkan dengan beberapa nasihat dari Bang Aan dengan beberapa teknis dari aturan Latdas.

“Bongkar packingan. Keluarkan semua barang-barang yang ada dalam tas carrier,” ujar Bang Aan yang berperawakan ceking lagi tinggi itu kepada kami.

Sigap semua peserta membuka kuncian demi kuncian ransel bermuatan 60L di depan para panitia. Semua bungkusan yang telah terpacking rapi tadi malam dihamparkan di atas matras yang sudah kami gulungkan membentuk tubuh ransel. Satu persatu disusun. Kecuali aku yang mengeluarkan dengan terburu-buru dan menumpukan barang-barang bawaan. Padahal, Bang Aan telah menginstruksikan agar menyusun dengan rapi, mengelompokan semua barang bawaan agar mudah mempacking kembali. Meletakkan barang yang bakal sering digunakan di bagian atas. Packing adalah seni di Pecinta Alam. Materi ini termasuk point penting dalam manajemen perjalanan.

Habis sudah semua isi ransel kami hamparkan di hadapan. Saat bersiap, dengan hitungan, semua panitia memerintahkan agar kami cepat mempacking kembali semua barang seperti sediakala. Perintah demi perintah diteriakkan agar packing kami cepat namun tak terburu-buru. Inilah yang membuat hampir dari packingan kami semua tak seperti semula. Boleh dibilang, menyembul di beberapa sudut ransel sehingga bentuknya pun tak lagi proposional.

Semua disiapkan. Sambutan berakhir, pembacaan doa selesai. Dilanjutkan dengan pembacaan Kode Etik Pecinta Alam se-Indonesia bersama. Secara resmi, Bang Octi telah membuka kegiatan Diklatsar Orpala Kadipa Atrus XI di Tahura Sultan Adam. Dengan penuh rasa syukur, desiran sungai yang mengalir deras di bawah pijakan, suara burung semilir berhembus bersama angin, hingga gerimis hujan, menetes perlahan di tiap sudut kulit kami. (bersambung)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan dilihat, tapi silahkan berkomentar. Terimakasih, Salam Lestari..